Beruang Madu dan Sejarahnya Sebagai Maskot Kota Balikpapan
Beruang Madu adalah satwa khas kalimantan dan hingga kini masi dapat kita temukan di wilayah balikpapan, khususnya di dalam area Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW).
Balikpapan Mempunyai ikatan khusus dengan beruang madu, Penampilan hewan ini juga di ketahui memiliki fisik yang kekar,bersih,cantik,kuat dan tetap lincah serta sifatnya yang mandiri,cerdas dan pantang mundur, itulah ciri beruang madu sekaligus menjadi ciri yang tersirat bagi warga kota Balikpapan pada umumnya.
Sejarah itu tentu tak bisa lepas dari langkah pemerintah kota Balikpapan yang telah menetapkan beruang madu sebagai maskot kota Balikpapan melalu Perwali No.4 Tahun 2005. Proses ini telah melalui tahapan jejak pendapat dengan mengambil sampel lebih dari 1.000 orang untuk mewakili 5 kecamatan beserta komponen lainya di balikpapan. Hasil jejak pendapat itu menunjukan bahwa Beruang Madu terpilih di antara beberapa satwa lain yang di kemukakan.
Jadi tak salah jika Beruang Madu di jadikan Maskot kota Balikpapan.
Sekilas info:
Sifat-sifat fisik beruang madu adalah sebagai berikut:
- Bulunya pendek, mengilau dan pada umumnya hitam (namun terdapat pula yang berwarna coklat kemerahan maupun abu-abu);
- Mata berwarna coklat atau biru;
- Hampir setiap beruang madu mempunyai tanda di dada yang unik (warnanyabiasanya kuning, oranye atau putih, dan kadang-kadang bertitik-titik);
- Hidung dari beruang madu relatif lebar tetapi tidak terlalu moncong;
- Kepalanya relatif besar sehingga dapat merupai anjing; kupingnya kecilbundar,dan dahinya yang penuh daging terkadang tampak berkerut;
- Mempunyai lidah yang sangat panjang (paling panjang dari semua jenisberuang yang ada).• lengan yang melengkung ke dalam, telapak yang tidak berbulu, dan kukuyang panjang, (maka beruang madu sangat terdaptasi buat memanjat pohon)
- Tangannya relatif besar dibandingkan dengan ukuran badan (kemungkinanbesar hal ini memudahkan beruang madu utnuk menggali tanah danmembongkar kayu mati untuk mencari serangga)Beruang Madu mempunyai penciuman yang sangat tajam sehingga dapat ciumbekas injakan satwa lain maupun manusia. Pengelihatan diduga biasa saja sedangkan pendengarannya cukup peka.
Sumber : Berbagai sumber